Sejarah dan Biografi perjuangan Kapitan Pattimura (KH Ahmad Lussy) 1783-1817
Biografi singkat Kapitan Pattimura
Nama asli Kapitan Pattimura adalah KH Ahmad Lussy beliau seorang ulama' besar yang masih keturunan arab yang kemudian pada saat ini kita kenal dengan nama Kapiten Pattimura, namun oleh sejarah namanya ditulis menjadi Thomas Mattulisy. KH Ahmad Lussy lahir di Ambon Maluku pada tahun 1783. Perihal yang paling kita ingat tentang Kapitan Pattimura adalah perjuangannya melawan penjajahan Belanda yang masuk ke tanah Maluku untuk menguasai perdagangan rempah-rempah. Salah satu pertempuran terbesar yang dipimpinnya adalah ketika rakyat Maluku bersatu untuk merebut Benteng Duurstede dari tangan penjajah Belanda.
Kapitan Pattimura atau KH Ahmad Lussy adalah seorang pemimpin yang penuh dengan kharisma dan sangat berwibawa. Dalam perlawanannya melawan penjajahan Belanda, Pattimura dikenal cerdik dan mampu mengumpulkan kekuatan besar rakyat Maluku sehingga mempersulit pergerakan Belanda di Maluku. Bahkan, namanya pun disegani oleh para pemimpin VOC kala itu yang harus berpikir keras untuk menghadapi perlawanan rakyat Maluku. Tidak heran jika Pattimura sangat piawai dalam pertempuran dan menghimpun pasukan,
Pada tahun 1816 Belanda berhasil berkuasa di Maluku. sebelum Belanda, Inggris sudah menjajah lebih dulu, tapi Belanda berhasil merebut kekuasaan di Maluku dari tangan Inggris. Namun tak butuh waktu yang lama, Belanda sudah di buat kesal ,karna baru saja mendapatkan kembali Kepulauan Maluku dari Inggris, di bawah komando Kapitan Pattimura, rakyat Maluku kompak melawan Belanda dan menimbulkan kehancuran bagi mereka. Belanda sadar, jika mereka tidak segera menghentikan Pattimura ,mereka akan mengalami kerugian yang sangat besar. Tapi, untuk menghentikan Pattimura bukanlah hal yang mudah. Pattimura adalah sosok yang amat tangguh, pemberani, dan sulit dikalahkan.
pada tanggal 16 Mei 1817 , pasukan Kapitan Pattimura menyerang benteng Duurstede. Benteng dapat dikuasai. Semua tentara Belanda ditangkap. Residen, istri, dan dua anaknya tewas.
Pasukan Belanda yang dipimpin Mayor Beetjes berusaha merebut kembali benteng Duurstede. Kapitan Pattimura melakukan perlawanan, Pasukan Mayor Beetjes pun terpaksa harus mundur. Selama tiga bulan benteng itu dikuasai oleh Kapitan Pattimura. Benteng Duurstede berhasil di rebut kembali oleh Belanda karna memang telah sengaja di kosongkan oleh pasukan Pattimura.
Sejak saat itu Belanda terus meningkatkan kekuatan pasukannya secara besar-besaran. Mereka akhirnya dapat menangkap Pattimura di Siri Son dan dijatuhi hukuman gantung, tapi sebelum Pattimura dijatuhi hukuman gantung, Belanda berkali-kali mangajak untuk kerja sama dan berkali-kali pula Pattimura menolak mentah-mentah ajakan Belanda. Dengan tenang ia menuju tiang gantungan, Dan Kapitan Pattimura pun gugur di tiang gantungan pada usia yang masih muda, 34 tahun.
Atas kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan” dan selain itu penghargaan lainnya foto atau gambar Pattimura dipakai untuk menghiasi uang Rp.1000,00 dan namanya banyak digunakan untuk menamai jalanan di Indonesia sebagai bentuk penghormatan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Comments
Post a Comment