Soedirman pahlawan bangsa, jendral pertama INDONESIA
Siapa yang tak kenal dengan Jendral Sudirman, Panglima besar Indonesia, yang jasanya tiada tara itu?
Bahkan patung megah dirinya berdiri tegak di Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Ia salah satu jenderal perang terbaik sepanjang sejarah. Ia adalah Jenderal Soedirman yang bahkan Presiden Soekarno pun sangat menghormatinya. Bahkan dijadikan tangan kanannya dalam berjuang menyelamatkan negeri ini dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Jendral Soedirman, panggilan besar tentara Indonesia. Beliau akrab di panggil Pak Dirman. Mantan Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia ini, dikenal dengan semangat kharismatis dan berwibawa. Ia merupakan figur populis dengan seribu kebijakan.
Para militer Indonesia sekarang menyebutnya Panglima Besar, sebutan untuk jasanya dalam membentuk, menyusun, dan meletakkan dasar bagi organisasi ketentaraan Indonesia, sampai terbentuknya TNI dewasa ini.
Soedirman dilahirkan pada 24 Januari 1916 di Bodas, Karangjati, kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Soedirman oleh seorang camat setelah diadopsi dari ayah ibunya, yang sebenarnya adalah pamannya sendiri yaitu Raden Cokrosunaryo. Ayah ibu Soedirman merelakan anaknya diadopsi demi masa depannya karen pamannya lebih mapan.
Walaupun sebagai anak angkat, sejak kecil Soedirman mendapatkan pendidikan yang layak. Di usia tujuh tahun, Soedirman kecil dimasukkan di HIS atau sekolah pribumi, dan pindah ke Taman Siswa ,dan kemudian Sekolah Guru Muhammadiyah, tetapi tidak tamat. Soedirman kemudian mengajar di sekolah Muhammadiyah.
Pada tahun 1944, Soedirman menjabat sebagai ketua dewan karesidenan yang dibentuk oleh Jepang. Inilah awal mula Soedirman guru memasuki dunia militer, karena diminta bergabung dengan tentara PETA bentukan Jepang.
Setelah menjadi anggota PETA (pembela Tanah Air) di Bogor, begitu tamat pendidikan, Soedirman langsung menjadi komandan batalyon Kroya. Kemudian menjadi Panglima Divisi V/ Banyumas sesudah TKR terbentuk. Yang Akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang RI (Panglima TNI) yang pertama dan paling muda.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan Agresi Militer II, Ibukota Negara RI dialihkan di Yogyakarta karena Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jendral Soedirman saat itu sedang sakit, kondisinya sangat lemah karena paru-parunya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda, dalam kurun waktu yang relatif cepat Yogyakarta pun juga berhasil dikuasai. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan.
Melihat keadaan yang kacau itu, Jendral Soedirman tidak bisa tinggal diam, dorongan hatinya mengatakan untuk melakukan perlawanan mengingat tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.
Ia terpaksa tidak memenuhi perintah Presiden Soekarno yang sebelumnya telah menganjurkan untuk tetap tinggal dalam kota dan melakukan perawatan.
Demi Indonesia, Jendral Soedirman yang sedang sakit dengan ditandu tetap berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Sekitar selama tujuh bulan beliau berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lain, dari gunung satu ke gunung lainnya dalam keadaan lemah.
Semakin hari persediaan obat semakin menipis ,dan fisiknya semakin melelah ,namun Jendral Sudirman tetap memberikan semangat dan motivasi kepada pasukannya. Beliau tidak pernah merasakan penyakitnya, demi Indonesia.
Pemerintah secara politis dan hukum boleh jatuh, tetapi perlawanan rakyat dan tentara harus tetap dilakukan, demikian pikir Soedirman.
Dengan perjuangan yang gigih, meskipun ia harus di tandu, Soedirman berhasil merebut Ambarawa dan mengambil alih kekuatan tentara Belanda yang di bantu oleh NICA.
Jendral Soedirman wafat pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis parah yang ia derita. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.
Pada tahun 1997 ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga orang Bangsa Indonesia sampai sekarang.
Comments
Post a Comment